"Semua orang yang ingin
jadi pemimpin hebat harus memulainya dari memimpin diri sendiri dengan baik."
Sepi peminat. Itu
fenomena yang kerap terjadi manakala sebuah institusi pendidikan membuka
kesempatan bagi para peserta didik untuk ikut serta dalam Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK) Penyebabnya macam-macam, Sebagian mungkin berpikir, nanti saja
kalau sudah punya jabatan formal baru belajar kepemimpinan. Hal itu juga yang
terjadi pada saya semasa duduk di bangku kuliah Saya sama sekali tidak
menyadari bahwa memimpin diri sendiri adalah sesuatu yang sangat penting. Para
ahli kepemimpinan bahkan dengan tegas mengatakan bahwa kemampuan memimpin diri
sendiri sudah merupakan separuh bagian dari kepemimpinan secara keseluruhan.
Dengan kata lain, pemimpin yang telah mampu memimpin diri sendiri dengan baik
telah menguasai 50 persen kepemimpinan.
Logikanya sangat
sederhana, pemimpin yang mampu memimpin diri sendiri dengan baik akan membawa
dampak positif. Misalnya:
·
la
mampu menunjukkan prestasi nyata
·
la
mampu menjadi teladan positif.
·
la
mampu menjadi agen perubahan
·
la
mampu menciptakan atmosfer positif bagi organisasinya sehingga semangat kerja
dan kepercayaan (trust) meningkat seiring perjalanan waktu.
Terdengarnya sangat indah namun
memimpin diri sendiri justru menjadi tantangan terbesar bagi setiap manusia
yang selalu ingin maju. Mengapa? Pengamatan saya mencatat ada beberapa
penyebab, yaitu:
·
Tidak
mudah untuk mengubah perilaku dan kebiasaan buruk
·
Kita
cenderung terbiasa mendisiplinkan orang lain daripada diri sendiri.
·
Kita
cenderung melakukan justifikasi atau mencari-cari alasan atas kesalahan yang
kita perbuat (bahkan menyalahkan situasi dan orang lain) daripada mencari
solusi untuk memperbaikinya.
Masih ingatkah pengalaman
semasa kecil saat betapa sulitnya kita dibangunkan untuk bersekolah atau
melakukan kegiatan lainnya? Atau kita sendiri tidak segera bangun manakala
weker atau alarm di handphone telah berbunyi cukup lama. Istilah "lima
menit lagi, ah" telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah. Snooze!
Hal ini diperparah dengan
orangtua yang tidak bisa menjadi teladan "Lakukan yang saya perintahkan,
tapi jangan ikuti apa yang saya lakukan," begitu katanya. Seorang ayah
yang perokok berat, namun melarang putranya merokok, cenderung tidak
didengarkan. "Lah Papa aja ngga bisa jadi contoh yang baik balas sang
anak.
Kunci Memimpin Diri Sendiri
Bagaimana cara memimpin diri sendiri?
Bagi saya, setidaknya ada 5 hal penting yang menjadi kunci bagi setiap orang
yang ingin memimpin diri sendiri dengan baik, yaitu:
1. Tentukan secara jelas nilai-nilai
utama Anda dan hidupi.
Hidup
kita jalani hari demi hari penuh dengan benturan nilai (value). Benturan
itu terkadang begitu keras sehingga membuat beberapa orang cenderung berkompromi.
Semakin lama dan semakin sering ia berkompromi, ia akan terbawa arus dan
menjadi orang yang berkepribadian ganda, jika tidak mau dibilang munafik
Nilai
adalah hal-hal yang mempengaruhi dan mengarahkan perilaku sehari-hari. Mereka
yang teguh berpegang pada nilai yang diyakini seringkali dikenal sebagai orang
yang berkarakter. Mereka tidak kenal kompromi dan siap melakukan hal-hal yang
tidak populer. Betapa beruntungnya jika seseorang bisa bekerja di tempat kerja
yang corporate values-nya sama persis dengan personal values.
2. Ambil tanggung jawab penuh atas
hidup, masa depan, dan tugas yang dipercayakan kepada Anda.
Manusia
cenderung menilai dirinya lebih baik jika ia sudah menjalani proses perjuangan
dengan sungguh-sungguh. Namun, tidak bisa kita pungkiri orang lain cenderung
menilai kita atas hasil akhir.
Percuma
berbusa-busa membela diri jika apa yang Anda lakukan tidak membuahkan hasil. Prestasi
adalah kata kunci orang lain memilih Anda untuk mengambil tanggung jawab penuh.
Buktikan diri Anda bisa bekerja dengan baik. Tidak dengan omongan, namun dengan
kerja nyata
3. Jadilah teladan dan agen perubahan
bagi setiap perubahan. yang Anda harapkan terjadi.
Mereka
yang mampu memimpin diri sendiri cenderung bangkit dan menjadi jawaban (solusi)
bagi permasalahan yang ada. Mereka memilih mengubah diri sendiri terlebih
dahulu daripada hanya berteriak mengkritik atau memaki keadaan Ketika orang
lain sibuk mencela, mereka memilih berbuat sesuatu agar keadaan menjadi lebih
baik. Mereka menjadi pelopor! Tidak selalu dalam hal-hal besar. Justru
seringkali dimulai dari hal-hal kecil Seperti tidak membuang sampah sembarangan
4. Fokuskan diri untuk mengembangkan
kelebihan Anda.
Kontribusi
terbalk hanya terjadi manakala setiap orang memberi yang terbaik sesual dengan
potensi din masing masing Mengenal kelebihan dan kekurangan diri adalah langkah
awal untuk meraih keunggulan. Ambil waktu untuk melihat ke dalam. Apa saja
talenta ketrampilan atau passion yang Anda miliki?
Potensi
diri yang terus diasah dan dikemtribusikan tidak hanya membuat seorang manusia
berprestasi, namun juga menemukan kebermakna hidupnya. Hidup akan dijalani
dengan penuh vitalitas dan kredibilitas akan semakin berbentuk
5. Lakukan evaluasi berkala untuk
meningkatkan kualitas diri Anda (lermasak miliki mitra akuntabilitas).
Salah
satu hal yang kerap terjadi tanpa disadari adalah keberhasilan bisa membuat
seseorang terlena dan tidak lagi bertumbuh. Melakukan evaluasi berkala menjadi
sesuatu yang amat penting bagi mereka yang path oriented, bukan goal
oriented. Sasarannya jelas yaitu menjadi semakin baik dari waktu ke waktu.
Kata kuncinya adalah progress, bukan perfection!
Menyadari
kelemahan diri disertai langkah serius untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri
akan semakin efektif manakala Anda juga bersedia melibatkan pihak lain yang
peduli, jujur, terbuka serta objektif menilai diri Anda. Di sinilah perlunya mitra
akuntabilitas.
Pada akhirnya, sebagai pemimpin kita
harus menyadari semakin baik kita memimpin diri sendiri, semakin mudah pula
para pengikut mengikuti kepemimpinan kita. Bagaimana menurut Anda?
Dikutip dari buku “Maximizing Your
Leadership Impact” karya Paulus Winarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar